Skip to main content

I Could Never Be Your Woman

Hi!

Mungkin terasa aneh kalau saya biasanya hanya share tentang masakan.
Kali ini saya mencoba untuk berbagi cerita yang saat ini sedang saya alami, terutama perihal mencintai lawan jenis. 
Tidak biasa saya berbagi dilingkup seperti ini, saya selalu meng-keepnya dan hanya beberapa orang saja yang mengetahui. 
Tapi saya rasa, ini tepat untuk bisa bagikan, supaya dapat mengurangi kegelisahan.

Baik.

Saya akan memulai sharenya.

Berawal dari tahun 2008.
Pertama kali saya menginjakan kaki di salah satu SMA Negeri di Jakarta Selatan. 
Jaman SMP, saya pernah menyukai seseorang dan berakhir tidak baik, saya berdoa supaya saya suatu saat dapat bertemu dengan seseorang yang spesifik seperti yang saya minta waktu itu kepada Allah. 

Dan, benar! 
Jawaban saya itu diberikan oleh Allah pada saat saya menyadari setelah 1 minggu bersekolah di SMA tersebut. 
Awalnya saya tidak pernah menyadari ada seseorang laki-laki yang begitu memiliki nilai plus. 
Saya sebenarnya lupa awal mula kami bertemu (tepatnya) dan berteman, dia merupakan senior saya 1 tahun.
 Intinya, dia itu teman gereja teman saya yang pada saat itu dekat di rohkris, dan benar pria itu 1 kepercayaan dengan saya. 
Semakin kesini kami semakin dekat (entah saya lupa) relasi kami semakin terbangun saat itu dan saya menyadari dia-lah orang yang saya minta waktu dulu.



Saya sadari, saya melakukan banyak kebodohan kala itu. 
Jaman SMA memang "alay" hahaha mulai dari komen-komen facebook, sms-an, ketemu di rohkris, sampai nitip teman untuk mengucapkan salam.
 Ohya, yang paling-paling adalah saya memberikan dia ole-ole dari study tour hahaha 

Kalau diingat - ingat lucu juga


Dan (mungkin) pada bulan Oktober/November 2008 saya diberikan nasihat oleh Pemimpin Kelompok Kecil (PKK) saya untuk bergumul mendoakan hal tersebut berdasarkan step - step yang disarankan. 
Yups bulan itu-lah saya memulai mendoakan perasaan saya kepadanya.


Awal saya mendoakan "Tuhan, saya suka dia. Apakah boleh? Jika memang perasaan ini baik, bolehkah kami semakin memiliki relasi yang baik dan saling membangun?"
 Berbulan - bulan saya mendoakan hal ini, dan Tuhan menjawabnya.
 Relasi kami yang semakin dekat hari ke hari bulan ke bulan hingga 1 tahun kemudian.

 Saya akhirnya ketahap bergumul selanjutnya, saya mulai mendoakannya "Tuhan, saya menyukai dia. Aku berdoa supaya dia dapat hidup sesuai dengan firman Allah, talenta - talenta yang Tuhan kasih kepadanya pada akhirnya tidak memulaikan namanya, tapi untuk melayani Allah. Aku berdoa, supaya dia pun dapat melayani di gerejanya, di persekutuannya nanti, dan dapat melayani bersama di pelayanan siswa". 
Saya mendoakan hal tersebut mungkin dengan tergesa - gesa, kenapa? Karena semakin hari saya semakin dekat dengannya tetapi buta akan firmanNya. 

Tahun demi tahun hingga dia lulus saya terus mendoakannya.


2012 saya ingat sekali firman Allah berkata TIDAK dan saya disuruh STOP untuk mendoakannya, saya menangis ketika itu karena pada kenyataannya kami masih berelasi walaupun kami tidak pernah seintens saat kami masih duduk dibangku SMA, dia yang sudah berkuliah dan saya harus fokus untuk UN kami hanya berelasi lewat BBM saat itu, dan dia pun meng-encourge saya untuk tetap semangat. 


Ya...

Tahun demi tahun relasi kami memudar, saya tidak tahu pasti kapan, kenapa, dan berawal darimana itu semua bisa terjadi. 

Dan bertahun - tahun saya tetap mendoakannya walaupun firmanNya berkata "BUKAN DIA" dan bodohnya saya selalu membanding - bandingkan dengan pria yang lain. 
Jujur banyak pria yang baik tetapi saya terlalu buta kepadanya. 
Bahkan sedetik pun jika saya sendiri, saya sering sekali memikirnya apa yang dia makan, dia sedang apa, dll. 
Dan saya masih mendoakannya. Saya mendoakannya untuk study, cita-cita, keluarga, pelayanan, pekerjaan, dan pergumulan yang sedang dia alami saat itu (walau saya tidak tahu spesifiknya).





2014 - 2015 saya sempat bergumul dengan seseorang, tetapi saat saya bersama dengan pria tersebut perasaan hanya hangat, dan nyaman sama seperti bertemu dengan sahabat lama. 
Akhirnya kami tidak melanjutkan pergumulan kami, karena saya ragu dan saya masih mendoakan senior saya itu.
 Alhasil, pria ini memiliki relasi dengan wanita lain, dan bersyukurnya relasi kami tidak ikut berakhir, malah kami sering komunikasi dan bertemu bahkan satu organisasi dan bekerja bersama dalam waktu 1 tahun. Oh senangnya pacarnya itu juga kenal baik dengan saya, mereka bahkan sampai nanya-nanya saran travelling (karena mereka waktu itu ngetrip, nanya saya karena pernah solo backpacker ke sana) ^^



Akhir tahun 2015, saya mencoba menghubungi dia (senior SMA saya itu) kembali.
 Saya menghubungi dia karena saya ingin mengajak melayani bersama sebagai donatur. 
Dan pada tahun itu saya cukup tidak intens mendoakannya karena kami tidak memiliki relasi yang seperti dulu, kami benar-benar lost contact. 
Saya tidak mau menjadi dugul karena firman Tuhan jelas - jelas menyatakan bukan dia. 
Pada saat saya menghubungi dia sebagai donatur, percakapan kami cukup singkat dan saya merasa ada yang aneh dengannya. 
Hingga akhirnya saya mencoba bertanya kepada beberapa sahabat saya untuk mengecek percakapan kami. 
Mereka pun berkata "Yah ini mah udah, jangan berharap banyak - banyak li" "Kok dia gitu sih?! Udahlah li masih banyak ikan di laut. Balasannya cukup tidak mengenakan". 

 Saya tidak bisa menshare percakapan kami, karena sudah saya delete chat karena memang cukup menyakitkan bagi saya.

 Dan Natal 2015 itu pun menjadi tolak balik saya untuk benar - benar STOP mendoakan dan memikirkannya.

 Salah satu doa saya saat itu adalah "Tuhan, kalau memang bukan dia, ajarkan aku untuk merelakan tetapi tidak melupakan dia, biarkan dia menjadi kenangan manis yang pernah Tuhan kasih di dalam kehidupanku, dan karena dia juga merupakan salah satu anugerah Tuhan sehingga aku bisa belajar bagaimana mencintai dengan tulus. Tuhan tolong sembuhkan hatiku yang hancur ini dan Tuhan gantikan dengan cintaMu, yang aku tahu tidak akan pernah menyakitiku dan cintaku kepadaMu tidak pernah bertepuk sebelah tangan. Tuhan juga tolong siapkan hatiku untuk bisa menerima dan penuh kasih jika suatu saat nanti dia memiliki kekasih. Biarkan aku semakin menjadi apa yang Engkau inginkan selagi menunggu waktuMu tiba.
Saya menangis.


Apa yang dikeluarkan bibir memang tidak mudah untuk dijalankan. 


 Bulan demi bulan, walaupun saya sudah tidak mendoakannya yang naamanya pernah menggumulkan seseorang hingga dalam dan bertahun - tahun tidak mudah untuk dilupakan dalam waktu semalam. Saya sering kali masih memikirkan dia (tapi tidak sesering dulu). 
Februari/Maret 2016 lalu, salah satu persekutuan siswa jakarta mengadakan 2 event dimana salah satunya saya ikut terlibat melayani dan event satunya lagi dia terlibat dalamnya (kami tidak melayani bersama dalam satu event).

Hingga event-nya diselenggarakan, saya hadir.
Kenapa saya hadir?
 Karena saya masih bagian dari pelayanan siswa dan saya ingin hadir dalam acara tersebut karena saya ingin mendengar firman Allah karena saya sedang butuh dan perlu untuk ditriggerkan oleh firman terkait study saya kedepan.

Oh iya, hal ini merupakan jawaban doa saya untuk dia, 
yaitu dia dapat melayani di pelayanan siswa.

Di hari itu saya menyadari bahwa memang benar, dia sudah tidak tertarik bahkan kami tidak saling menyapa satu sama lain. 
 Saya ingin menyapannya seperti saya menyapa yang lainnya tetapi dia terasa jauh, tidak mau saya dekati.
It's really obvious.
Sekedar hanya ingin menyapa, tetapi..
Sesampainya saya di rumah, saya bertanya - tanya dan menangis, mengapa dia seperti itu. Apa alasannya? Apakah saya pernah menyakitinnya? Apakah saya pernah mempermalukannya?Apa alasannya sampai dia tidak mau menyapa? 
Relasi kami saat ini layaknya Korea Utara dan Korea Selatan.


Sebulan kemudian, tidak sengaja kami berada disuatu tempat yang sama tetapi di ruangan yang berbeda. Awalnya saya kena ledek oleh teman-teman, tetapi saya mencoba untuk menjadi biasa dan tidak mau kegeeran. Dan belajar untuk tidak memikirkannya lebih jauh seperti dulu, karena saya tau saya dan dia tidak memiliki relasi yang baik seperti dulu.


Hingga akhirnya 1 atau 2 minggu yang lalu saya tahu dia memiliki kekasih. 
Kalau saya masih "alay" seperti dulu saya akan menangis terjerit - jerit atau mungkin bisa bunuh diri mengetahui hal tersebut. 
Tetapi ketika pertama kali saya mengetahui hal tersebut, saya tersenyum. 
Tidak ada rasa marah, sakit hati, atau bahkan hati hancur melihat foto mereka berdua.

 Saya pure tersenyum bahagia. 
Memang, tidak berapa lama ketika saya quality time bersama Sang Director kehidupan, saya menangis.
 (HAHAHA memang dasarnya saya melancholist). 

Saya menangis tapi rasanya tangisan saya tidak seperti dulu ketika saya menangis hancur. 
Saya menangis mengingat bahwa saya pernah mencintai seseorang hingga hampir 8 tahun dan berakhir saya tidak dengan dia.


Yang sangat saya sayangkan saat ini, relasi kami tidak baik. 
Saya juga binggung, padahal saya mau tetap berelasi baik dan berteman dengan dia. 
Saya pure tidak menginginkan yang lain, saya benar-benar ingin relasi kami baik seperti dulu, teman.

Comments

Popular posts from this blog

My first British TV Series.  Hal pertama yang membuat saya tertarik dengan Britain karena ini. Berawal dari TV Serial Drama dari BBC ONE UK ini tayang disalah satu stasiun tv swasta negara saya. Mungkin banyak cerita, drama,film atau hal sejenisnya yang mengisahkan tentang Raja Arthur, tapi adakah sebelumnya mengangkat kisah dibalik kesuksesan Arthur?? YES! Tht's right, MERLIN. Anybody knows about Merlin huh? Secara cepat saya melihat salah satu pemainnya, Colin Morgan as Merlin yang sungguh memantrai saya dengan sihirnya. Saya masih menggemari tv seris di BBC ONE UK ini, tapi serial ini sudah tamat, tahun 2012 kemarin pada Serial mereka yang ke 5. ( Merlin Season 5) endingnya sangat menyedihkan. Jujurly, saya tumbuh dewasa dengan serial ini, mereka menemani saya sejak masa SMA di Indonesia hingga masa undergraduate saya sekarang. Sedih, tapi personally mereka tidak akan pernah hilang dari ingatan kami, saya para Merlinians (maybe) haha. Berharap ada sekuel Merlin setela...

I am not lucky like Maudy Ayunda

Yap, 1:43 AM waktu Indonesia. Rejection Letter datang dari kampus tujuan. Hanya karena akreditasi kampus. yeah it does matter dude. Padahal 2017 itu daftar dapet-dapet aja LoA dari 3 kampus, tapi sekarang huft.. Binggung deh sekarang.. Masih punya keinginan S2 Abroad tapi seringkali gagal terus bos HAHAHAH Just keep my head held high and see what God has offer to me with these rejection 

Homemade cook - First Attempt

Hi guys! It's been a long time to write some with this blog. I didnt belong with blogging but I want to spent my time on weekend productively. Lately, I was spend with my deaf pals on Saturday and Sunday, now I decided to get out of it and concern for something :) So, first of all I was fascinated with someone who really attracted me with his charm and he can cook to. So I copying his recipes to fulfill my lunch-dinner menu.  Today, I was cooked  Mapo Tofu  from his recipe.  I following his ingredients and so on but maybe with a little touch up to make it tasty with my tongue, indeed hahaha. Those ingredients. Tofu Onion Garlic Spices Potatoes Spring Onion Chicken breast  ( Actually he used pork but I was late to going to market so I just brought the chicken as an alternative. If you have any or others choice, please modify as you like )  Here's some shoot I can smelled it on that moment ...