Skip to main content

OVERJOYED

Akhir 2018, saya mengevaluasi diri dengan apa yang sudah saya lakukan di 2018 kemarin. Egois dan tidak melibatkan Tuhan, ya itu hal terbodoh yang saya lakukan tahun lalu. Alhasil, penyesalan.

Mengawali tahun 2019, saya pelan-pelan belajar menghidupi yang namanya berserah, dan tidak memegang kendali atas keinginan pribadi. Jika orang lain berkata "Tuhan itu memberikan kita akal budi dan "our will", jadi keputusan yang kita ambil atau langkah-langkah yang akan kita jalani, ya minta Dia yang memberkati" atau ada yang lain mengatakan "Kita buat dulu gambar abstrak kehidupan kita mau gmn, nanti minta Tuhan yang revisi". Saya sangat menghargai pandangan dari mereka, tapi belajar dari pengalaman saya sendiri dan mulai menjalani yang namanya "Saya punya mimpi, tapi saya berserah Tuhan apakah mimpi itu berkenan/tidak, jika iya, minta Tuhan yang plotkan timmingnya dimana, jika tidak ya hapus saja, Tuhan ganti dengan apa yang Tuhan mau untuk saya kerjakanSaya belajar untuk tidak memaksakan kehendak saya lagi, saya secara real berlatih untuk memberikan kendali kemudi kehidupan saya sama Tuhan dan tidak mengintrupsi Dia untuk belok ke kanan atau ke kiri. Saya cukup duduk manis, nikmati pemandangan perjalanan, ya kalau kecapekan, boleh tidur :)

Awal bulan, ok saya masih fine saja sambil melamar pekerjaan dibidang yang saya inginkan, puji Tuhan awal bulan lowongan bidang saya ini cukup banyak. Lamar sana-sini, tak kunjung ada hasil hingga memasuki bulan kedua. Dibulan kedua, merasa bahwa lamar saja semua apa yang bisa dilamar. Hal tersebut membawa saya kepada panggilan interview berkali-kali, dan berkali-kali itu jugalah saya tidak mengiyakan untuk datang. Karena, saya tahu kalau itu bukan jalan saya. Kenapa?Perusahaan yang memanggil saya tersebut menyediakan lowongan yang tidak sesuai dengan panggilan saya. Ini jika saya lakukan, saya akan kembali pada poros 2018. Saya putuskan untuk tidak hadir interview, dan mempercayai Tuhan yang memanggil saya dibidang ini, Tuhan jugalah yang akan menyediakan pekerjaan yang sesuai dengan panggilannya.

Sampai pada bulan ketiga, hampir hopeless, mulai bosen menjadi full-timer pencari pekerjaan, rutinitas yang terus menerus sama, pertanyaan yang datang dari berbagai sudut, hingga akhirnya berdoa pun perlu "dipanaskan" dulu hatinya. Awal maret ini, Tuhan kasih banyak peringatan bahwa Dia itu baik, apapun itu keadaannya. Tak puas hanya dengan SaTe, saya mencoba menikmati podcast DesiringGod by Pastor John, dimana saya menikmatin banyak sentilan-sentilan Tuhan secara pribadi, mulai dari diingatkan bahwa penyertaan Dia itu nyata, waktuNya indah, dari terikan minta tolong  bisa dan akan diubahkan menjadi puji-pujian, bahkan saya diminta untuk "Expect Delays

8 Maret 2019, ketika sedang membaca platform lain, ada e-mail masuk yang saya kira hanya e-mail campaign. Setelah dibuka, itu merupakan undangan interview. Ketika mengingat kembali akan pekerjaan yang lamar tersebut, ternyata lowongan ini adalah kategori "Lowongan Nekat" Kenapa? Karena dengan jelas-jelas mereka meminta kriteria calon pelamar adalah lulusan S2. Dan entah kenapa saya kirim saja berkas-berkas saya. Selesai membaca, saya langsung membalas konfirmasi kehadiran, dan mempersiapkan diri belajar dan mereview kembali mengenai ilmu-ilmu terdahulu dan info calon tempat pekerjaan tersebut. Well, it was no joke! ketika baca semua info tempat tersebut dan merasa kecil hati. But, SaTe mengatakan hari itu "Keep going"

Seminggu kemudian, saya melakukan wawancara. Lokasinya cukup menguras tenaga tapi saya mau coba tempat ini karena bidang yang dikerjakan dan hal-hal lainnya yang saya pikir "INI TEMPAT PEKERJAAN IDAMAN SAYA". Singkat cerita, interview berjalan dengan lancar, tapi ada yang mengganggu. Saya merupakan kandidat terakhir (Kandidat ke-empat) yang mana 3 kandidat lainnya merupakan lulusan S2. Ya, pasrah saja saya saat itu.

Pengumuman diberitahukan pada hari Senin/Selasa paling lama keesokannya. Hingga selasa malam pun tak kunjung ada e-mail. Saya diskusi kepada teman apakah perlu saya follow up, dan dia mengatakan "Besok (rabu) pagi saja jika belum ada kabar". Keesokannya, berniat untuk e-mail, tidak tahunya ada e-mail masuk yang mengatakan 

"
Dear Uli,
I would like to inform you that we are still in the decision making process. We intend to inform you on our decision by Friday".


Periode kecemasan pun semakin diperpanjang. Selama menunggu, saya pun mulai mencari-cari lagi untuk melamar pekerjaan lain, tapi alhasil NOL. Tidak ada lowongan dalam bidang saya lagi, sampai saya capek sendiri. 
Hingga siang hari ini, e-mail dari mereka pun tak kunjung datang. Sore berencana bertemu teman, disaat itu banyaklah pikiran muncul apakah saya ditolak, apakah saya harus kecewa ketika bertemu teman saya, habis dari sini harus cari kerja lagi, bagaimana merespon e-mail rejection, masa mereka tidak mau merekrut 2 orang, dan lain sebagainya. Sore hari ketika ingin siap-siap berangkat, tiba-tiba cek e-mail baru masuk, saya kira hanya e-mail campaigner lagi, ternyata bukan! 


"Dear Uli,


On this World Water Day, I have the pleasure to inform you that we have selected you for the position of (Junior) Project Officer Indonesia for XXX. We have decided, based on the growing demand for our work, to hire two persons out of the interviewed candidates: a (Medior) Project Officer and a (Junior) Project Officer.

There were many reasons that have led to this decision and we did consider all the pro’s and con’s well. The decision to offer you a position as (Junior) Project Officer is that we recognise your interests, ideas, relevant working experience in Indonesia as well as your appetite to learn. You would be an added value to our organisation and we look forward to further build and strengthen our work with you in Indonesia."


Loncatan bahagia pun saya lakukan, Ibu saya menangis bahagia. Ya, ini adalah penantian lama yang ditunggu. Ini yang dirasakan sebagai mendapatkan apa yang Tuhan ingin kita dapatkan. Semuanya di luar dari yang saya minta. Saya yang hanya lulusan sarjana, diberikan kesempatan untuk berkolaborasi bersama mereka. Tempat pekerjaan yang diisi oleh expert international, multistakeholders serta tujuan yang sama dengan pekerjaan yang saya impikan selama ini, bisa Tuhan kasih tepat pada waktuNya. 

Saya terus menerus berterima kasih kepada Tuhan atas apa yang dia ajarkan selama 1 tahun belakangan, dan beberapa bulan ini. Kalau tidak seperti itu, mungkin saya masih bar-bar dalam mencari pekerjaan dengan tujuan yang salah Hoo tidak semudah itu Ferguso. Firman yang saya nikmati untuk "Expect Delays" merupakan jawaban Tuhan untuk penundaan S2 saya, dan Tuhan ubahkan tangisan menjadi rasa syukur dengan pemberian pekerjaan baru ini. Saya juga secara pribadi berterima kasih kepada sahabat dan rekan-rekan yang mendukung dalam doa.


Terima kasih Tuhan, terima kasih. Ini kado terindah sepanjang 26 tahun hidup saya. Dan ini tidak akan pernah dilupakan. Akan ada lebih banyak tantangan dipekerjaan nanti, tapi saya meyakinin bahwa Tuhan selalu menyertai.

Menutup tanggal 22 Maret 2019 ini dengan usia yang semakin bertambah, dengan rendah hati saya mengucap syukur atas berkat dan anugerah Tuhan yang luar biasa.

Terima kasih, Tuhan.

Comments

Popular posts from this blog

When God says He Will Provide

Excited yet anxiety so far.. I have been 2 years at work and afterwards I want to apply my dream scholarship ever in UK, it's Chevening. I prayed in that time to God. I wanted to work first before get a chance to study master degree. And now, He gave me what I want and beyond. He gave more than I asked, but I cannot deal with these problems and overwhelmed. I left my first job in last December 2017 to decide my selfishness determination. After that, I can focus on this scholarship and I will prepare for the another scholarship, LPDP. However, all my plan got ruined. We plan to, but God has His execution. I unemployed for about 2 months with anxiety and Mum's murmuring. I thought it was inconstant distractions, but it gained a monster worries inside my mind and soul. Because of financial matters, I finally looking a job (AGAIN) to stimulate our daily need. Pay bills, church-needs and more. I am working because of MONEY. I neglected the brain-skills and choose th

Creamy Linguine with Fish Ball

Happy sunday! It's weekend and time for made an experience with kitchen. Today I was went to market like a daughter who gave a mission from her parent. I was like a kiddos, asked every corner of market to find something haha So, here's those ingredients: Linguine Fish ball Cheese Cooking Cream Parsley Pepper Onion Garlic Salt Steps: Boiled the pasta   boiled for 3 - 4 minutes Fry the onion, garlic and fish ball Cook.. After the pasta was ready,  put them together add cooking cream and cheese stired them put some parsely on top And my dinner is ready.. Creamy Linguine with Fish Ball Forget about my dinner diet and HAPPY IED MUBARAK EVERYONE WHO CELEBRATE IT ^^